Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PR Besar Masyarakat Luas dan Guru Bahasa Indonesia dalam Mewujudkan Poin-poin Sumpah Pemuda

(Foto : SMK Negeri 1 Belitang III)

Martapura Pedia - Tanggal 28 Oktober merupakan sebuah momen sakral bagi Bangsa Indonesia. Di mana pada momen ini, para pemuda di Indonesia melakukan sebuah kongres selama dua hari di Batavia.

Sehingga dalam kongres tersebut menghasilkan sumpah istimewa oleh para pemuda tersebut untuk Bangsa Indonesia ini. Adapun poin-poin dari sumpah pemuda tersebut yang telah diubah ke dalam Bahasa Indonesia yang sempurna antara lain:

  1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.
  2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia
  3. Kami putra dan putri Indonesa, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Jika menelaah setiap poinnya, maka akan menghasilkan makna-makna yang sepele namun berat mewujudkannya.

Semua orang bisa dengan mudah mengucapkannya, apalagi ketika pelaksanaan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Taman Makam Pahlawan atau di sekolah-sekolah.

Padahal jika kita mau menghayati dan memaknai dengan sebenar-benarnya ketika mengucapkan poin-poin sumpah pemuda tersebut, hati kita akan teriris. Apalagi mengingat pengorbanan para pahlawan terdahulu yang berjuang atas nyawa dan darah demi mengibarkan bendera merah putih.

Bagaimana cara mewujudkan sumpah pemuda pada poin-poin tersebut?

1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air  Indonesia

Cara mewujudkan point ini yakni dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut:

Menjaga persatuan dan kesatuan. Kita harus selalu ingat semboyan Bhineka Tunggal Ika. Setiap perbedaan yang ada di sekitar kita, jangan sampai dijadikan sebuah alasan untuk pecahnya sebuah persatuan.

Menikmati pesona alam Indonesia, hal ini bisa dilakukan dengan traveling, kemah, dan lain-lain.

Menjadi warga negara yang aktif seperti mengikuti berita-berita dan perkembangan apapun yag terjadi di Indonesia.

Mempelajari sejarah bangsa ini, dan ingat, jangan pernah melupakan sejarah.

Membaca cerita-cerita rakyat, menulis cerita rakyat, dan-lain-lain.

Mengidolakan pahlawan dalam negeri untuk menginspirasi. Seperti saya yang mengidolakan RA Kartini. Seorang perempuan yang selalu aktif dan mengagungkan emansipasi perempuan.

Menggunakan pakaian adat dengan bangga dalam perayaan momen tertentu, seperti perayaan HUT RI.

Bersikap kritis sebagai wujud kepedulian terhadap Indonesia,namun tidak bersifat provokatif.

2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia

Selama ini, kita mampu mengatakan bahwa kita berbangsa satu, Bangsa Indonesia. Namun coba renungkan dalam waktu sehari saja, tanyakan di dalam diri kita, apakah kita sudah benar-benar mengakui bahwa Bangsa Indonesia adalah Bangsa kita? Sudahkah kita mencintainya? Sudahkah kita menjadi generasi yang mencintai Bangsa ini? Sudahkah kita melakukan dan memberikan sesuatu kepada Bangsa ini? 

Jika kalian menjawab bahwa kalian telah memberikan sesuatu kepada Bangsa ini dengan membayar pajak, itu jawaban yang kurang tepat.

Bangsa Indonesia ini tidak hanya memerlukan pajak, tetapi Bangsa ini memerlukan para generasi yang benar-benar mencintai Bangsanya dengan segenap jiwa patriotisne dan nasionalisme.

Yang harus kita lakukan adalah:

  • Tanamkan rasa patriotisme dan nasionalisme yang tinggi
  • Gunakan dan konsumsi produk-produk lokal
  • Jauhi penyalahgunaan narkoba dengan aksi P4GN ( Pencegahan, Pemberantasan dan Peredaran Gelap Narkoba)
  • Rawat alam semesta yang ada di dalam tubuh Bangsa ini. Sebab kalian sudah tahu bahwa Bangsa Indonesia ini merupakan Negara maritim dan agraris. Kekayaan alamnya selalu dilirik oleh Bangsa lain. 
Bangsa lain saja selalu berkeinginan memiliki kekayaan alam seperti di Indonesia, kenapa kita pemilik sahnya tidak berusaha untuk menjaganya dengan baik?

3. Kami putra dan putri Indonesa, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia

Nah, poin ini yang sangat menarik. Ketika mengucapkan sumpah pemuda pada upacara di Taman Makam Pahlawan dan di sekolah-sekolah, sudahkah kita yakin bahwa kita benar-benar berbahasa Indonesia?

Berbahasa Indonesia tidak hanya bermodal bisa menggunakan bahasa Indonesia saja. Tetapi ada hal penting yang harus kita lakukan dalam hal ini yakni:

Mencintai literasi.

Dunia literasi sudah menjadi jantung di dalam Bangsa ini. Namun sayangnya, pemuda dan masyarakat saat ini memiliki minat yang rendah dalam dunia literasi.

Mereka kurang suka membaca. Suka sih, tapi membaca hal-hal yang menjurus ke tulisan provokatif. Dan satu lagi, membaca chatingan lama sama mantan.

Kurang suka menulis. Bagi sebagian pemuda dan masyarakat, mereka kurang suka menulis. Alasannya klise, “tidak bisa menulis.”

Menulis tidak hanya sekedar menulis cerpen, artikel ataupun puisi-puisi, Fergusso.

Kita bisa menulis apa saja, dan kalaupun bercita-cita ingin menjadi seorang penulis, kuncinya hanya satu yakni “Mau Belajar.”

Menulis, berbagi kebaikan di media-media sosial itu saja termasuk hal positif.

Bagaimana cara mewujudkankan poin sumpah pemuda yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia ini? Dan siapa saja yang berperan penting dalam mewujudkannya?

Masyarakat luas dan yang paling berperan penting dalam mewujudkan poin ini adalah guru Bahasa Indonesia di setiap lembaga pendidikan. Kok bisa?

Untuk masyarakat luas, cukup berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia dengan lembut, baik dan benar. Bahasa daerah memang sangat penting digunakan untuk menunjukkan identitas suku, namun Bahasa Indonesia jangan pernah dilupakan.

Untuk guru Bahasa Indonesa, mengapa dikatakan sangat berperan penting dalam mewujudkan sumpah pemuda poin kedua ini?

Sebab dalam kesehariannya di dunia pendidikan, guru Bahasa Indonesia akan mengajarkan materi Bahasa Indonesia. Kerika diperhatikan, masih banyak sekali masyarakat dan khususnya pelajar yang masih sering “kurang rapi” ketika menulis materi pembelajaran.

EYD masih sering diterabas, penggunaan imbuhan yang tak beraturan. Penggunaan huruf kapital yang posisinya kurang tepat.

Contoh:

Dimana buku saya? Seharusnya kalimat tersebut ditulis “Di mana buku saya?”

rodiah berasal dari surakarta. Harusnya ditulis “Rodiah berasal dari Surakarta.”

 Itu hanya contoh sederhana saja, masih banyak contoh lain yang akan menjadi PR bagi guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolahnya.

Jujur ini sangat menyedihkan. Bahkan yang paling menyedihkan ketika masih ada penulisan yang kurang tepat pada surat-surat resmi yang turun dari kantor pemerintahan. Meski tidak semuanya.

Guru Bahasa Indonesia akan menjadi seorang guru yang luar biasa jika setiap guru Bahasa Indonesia di sekolahnya bisa melahirkan seorang penulis bahkan lebih.

Sambil mengajar, sambil diselipkan kegiatan untuk mengasah jiwa menulis siswa seperti mengarang cerita pendek atau puisi. Dan ketika mengoreksi hasilnya, jangan lupa dicek cara penulisannya, jika masih ada yang salah jangan lupa diberikan bimbingan dan arahan untuk membenahinya.

Bayangkan, jika setiap guru Bahasa Indonesia tersebut mampu melahirkan minimal seorang penulis. Ada 75 sekolah di sebuah wilayah misalnya, kita hitung tingkat SMP dan SMA saja dulu, maka sudah ada 75 orang penulis di wilayah tersebut, penulis muda lebih tepatnya.

Dan hal ini sudah mendekati perwujudan poin sumpah pemuda yang ke tiga bukan?

Sebab sudah dipastikan, penulis-penulis tersebut akan mencintai Bahasa Indonesia, dan sudah dipastikan bahwa ke-75 penulis muda ini akan meneruskannya ke generasi mendatang.

Dari uraian di atas, diharapkan selanjutnya dapat tertanam di dalam hayat bagaimana memaknai dan mewujudkan poin-poin sumpah pemuda ini di hati kita sebagai generasi penerus di Negara Indonesia ini.

Orang tua, Guru Bahasa Indonesia, semua tenaga pendidik dan intinya semua masyarakat luas harus berperan penting dalam mewujudkan poin-poin tersebut.

Kita harus saling bersinergi dalam membangun jiwa positif bagi para pemuda Bangsa ini, agar selalu menjadi generasi patriot yang berkelanjutan.


🌹Oleh: Maity Ariani Jayatri🌹

 (Penulis novel Izinkan Aku Mencintaimu, Mas Pocong)

Tugu Harum, Gumawang, 28/02/2021

MARTAPURAPEDIA
MARTAPURAPEDIA Akun Media Sosial Terbesar di OKU Timur disemua Platform : Follow IG/Martapurapedia

Posting Komentar untuk "PR Besar Masyarakat Luas dan Guru Bahasa Indonesia dalam Mewujudkan Poin-poin Sumpah Pemuda"